Geliat
Mobil Esemka
Pada awal tahun 2012 lalu
media-media di Indonesia lewat pemberitaan maupun jejaring sosial sedang marak
membahas mengenai Mobil Esemka. Mobil yang dikatakan sebagai ide dari anak
bangsa ini sempat menarik perhatian masyarakat dan menimbulkan respon dengan
segala macam bentuk. Mobil yang diharapkan dapat menembus pasaran Nasional
tersebut pada bulan Februari kemarin dilakukan uji kelayakan. Lantas bagaimana
perkembangan mobil Esemka hingga saat ini? Seperti apakah geliat mobil Esemka
ini dari awal diproduksi hingga mampu menarik perhatian masyarakat luas?
Mobil Esemka merupakan prototipe karya murid-murid
SMK daerah Surakarta, Jawa Tengah. Namanya melejit setelah jadi mobil dinas
pemimpin Solo, termasuk sang Walikota, Joko Widodo. Pada dasarnya rancangan mobil ini telah dipikirkan baik-baik sejak lima
tahun yang lalu. Akhirnya pada bulan Februari 2012 lalu mobil ini
diusulkan untuk dapat menjadi kendaraan nasional dengan karya anak bangsa
sendiri. Tentu saja untuk mencapai harapan tersebut, mobil ini harus melalui
berbagai uji kelayakan. Bupati Solo yang tidak lain Joko Widodo sendiri
menargetkan apabila mobil Esemka ini lolos uji kelayakan, maka pada tanggal 17
Agustus 2012 mobil Esemka akan dilaunching, dan para pejabat di lingkungan
Pemkot Solo akan menggunakan mobil Esemka sebagai kendaraan mobil dinasnya.
Pada tanggal 24 Februari 2012 mobil Kiat Esemka tipe
Rajawali melakukan uji coba dengan menempuh perjalanan dari Kota Solo menuju
Jakarta, sekaligus menjalani proses uji emisi Euro 2 di Balai Thermodinamika
Motor dan Propulsi (BTMP) Serpong, Tangerang. Mobil dengan plat nomor AD 1 A,
dikemudikan oleh Roy Suryo dan Wakil Walikota Solo FX Hadi. Dalam
perjalanannya, mobil Esemka sempat dipacu dengan kecepatan 120 km/jam.
Perjalanan yang terbilang lancar tanpa kendala tersebut ditempuh selama 18 jam dan menghabiskan sekitar 122 liter pertamax
dengan berhenti selama dua kali untuk istirahat bagi pengemudinya.
Namun pada saat dilakukan
uji emisi, mobil ini sementara dinyatakan belum lulus uji emisi, karena gas
buangnya masih di bawah ambang minimal. Namun kegagalan uji emisi tersebut
bukan berarti menutup peluang mobil Esemka untuk berkembang lebih baik. Menurut
para penguji, ada beberapa hal yang harus diperbaiki, yaitu berupa sistem,
evaluasi mesin secara keseluruhan, sistem pembakaran, pengapian, dan penyetelan
udara. Memurut sang produsen mobil Esemka, koreksi-koreksi tersebut tidak
terlalu signifikan, dan mudah memperbaikinya.
Dari perkembangan komentar-komentar di masyarakat
yang menanggapi lahirnya mobil Esemka ini memang banyak yang mendukung, namun
juga masih saja ada yang memberikan komentar-komentar negatif, seperti anggapan
bahwa mobil Esemka ini merupakan mobil rakitan (karosesi) yang suku cadangnya
bukan produksi sendiri, semacam mobil costum
(taylor).
Terlepas dari perdebatan mengenai Mobil Esemka yang
merupakan murni produksi sendiri ataupun sebatas rakitan / costum, yang patut diberikan acungan jempol adalah ketika produk ini
adalah hasil anak bangsa yang terdiri dari para siswa SMK dan mampu menarik
perhatian masyarakat dan menimbulkan berbagai komentar. Cukup banyak komentar
terlontar maupun kendala dijumpai dalam perjalanannya, namun semangat juang para
anak bangsa dalam mensukseskan mobil ini untuk menembus uji kelayakan tetap
jalan terus.
Walaupun dalam uji emisi pada akhirnya mobil ini
dinyatakan belum lolos uji kelayakan, kita mengharapkan dari pemerintah pusat
maupun daerah tetap selalu memfasilitasi dan mendukung penuh kreativitas siswa
yang seperti ini, agar tetap berusaha berkarya dan mampu menciptakan mobil-mobil
Esemka yang lebih baik, sehingga pada suatu saat nanti kita akan kembali berkata
“Saya bangga mengendarai mobil milik bangsa sendiri”.
Sumber :
http://www.tribunnews.com/2012/02/24/mobil-esemka-siap-jalani-uji-emisi-euro-2-di-jakarta-foto (24 Februari 2012)
0 komentar :
Posting Komentar