Jumat, 09 Maret 2012

Geliat Mobil Esemka


Pada awal tahun 2012 lalu media-media di Indonesia lewat pemberitaan maupun jejaring sosial sedang marak membahas mengenai Mobil Esemka. Mobil yang dikatakan sebagai ide dari anak bangsa ini sempat menarik perhatian masyarakat dan menimbulkan respon dengan segala macam bentuk. Mobil yang diharapkan dapat menembus pasaran Nasional tersebut pada bulan Februari kemarin dilakukan uji kelayakan. Lantas bagaimana perkembangan mobil Esemka hingga saat ini? Seperti apakah geliat mobil Esemka ini dari awal diproduksi hingga mampu menarik perhatian masyarakat luas?

Mobil Esemka merupakan prototipe karya murid-murid SMK daerah Surakarta, Jawa Tengah. Namanya melejit setelah jadi mobil dinas pemimpin Solo, termasuk sang Walikota, Joko Widodo. Pada dasarnya rancangan mobil ini telah dipikirkan baik-baik sejak lima tahun yang lalu. Akhirnya pada bulan Februari 2012 lalu mobil ini diusulkan untuk dapat menjadi kendaraan nasional dengan karya anak bangsa sendiri. Tentu saja untuk mencapai harapan tersebut, mobil ini harus melalui berbagai uji kelayakan. Bupati Solo yang tidak lain Joko Widodo sendiri menargetkan apabila mobil Esemka ini lolos uji kelayakan, maka pada tanggal 17 Agustus 2012 mobil Esemka akan dilaunching, dan para pejabat di lingkungan Pemkot Solo akan menggunakan mobil Esemka sebagai kendaraan mobil dinasnya.

Pada tanggal 24 Februari 2012 mobil Kiat Esemka tipe Rajawali melakukan uji coba dengan menempuh perjalanan dari Kota Solo menuju Jakarta, sekaligus menjalani proses uji emisi Euro 2 di Balai Thermodinamika Motor dan Propulsi (BTMP) Serpong, Tangerang. Mobil dengan plat nomor AD 1 A, dikemudikan oleh Roy Suryo dan Wakil Walikota Solo FX Hadi. Dalam perjalanannya, mobil Esemka sempat dipacu dengan kecepatan 120 km/jam. Perjalanan yang terbilang lancar tanpa kendala tersebut ditempuh selama 18 jam dan menghabiskan sekitar 122 liter pertamax dengan berhenti selama dua kali untuk istirahat bagi pengemudinya.

Namun pada saat dilakukan uji emisi, mobil ini sementara dinyatakan belum lulus uji emisi, karena gas buangnya masih di bawah ambang minimal. Namun kegagalan uji emisi tersebut bukan berarti menutup peluang mobil Esemka untuk berkembang lebih baik. Menurut para penguji, ada beberapa hal yang harus diperbaiki, yaitu berupa sistem, evaluasi mesin secara keseluruhan, sistem pembakaran, pengapian, dan penyetelan udara. Memurut sang produsen mobil Esemka, koreksi-koreksi tersebut tidak terlalu signifikan, dan mudah memperbaikinya.

Dari perkembangan komentar-komentar di masyarakat yang menanggapi lahirnya mobil Esemka ini memang banyak yang mendukung, namun juga masih saja ada yang memberikan komentar-komentar negatif, seperti anggapan bahwa mobil Esemka ini merupakan mobil rakitan (karosesi) yang suku cadangnya bukan produksi sendiri, semacam mobil costum (taylor).

Terlepas dari perdebatan mengenai Mobil Esemka yang merupakan murni produksi sendiri ataupun sebatas rakitan / costum, yang patut diberikan acungan jempol adalah ketika produk ini adalah hasil anak bangsa yang terdiri dari para siswa SMK dan mampu menarik perhatian masyarakat dan menimbulkan berbagai komentar. Cukup banyak komentar terlontar maupun kendala dijumpai dalam perjalanannya, namun semangat juang para anak bangsa dalam mensukseskan mobil ini untuk menembus uji kelayakan tetap jalan terus.

Walaupun dalam uji emisi pada akhirnya mobil ini dinyatakan belum lolos uji kelayakan, kita mengharapkan dari pemerintah pusat maupun daerah tetap selalu memfasilitasi dan mendukung penuh kreativitas siswa yang seperti ini, agar tetap berusaha berkarya dan mampu menciptakan mobil-mobil Esemka yang lebih baik, sehingga pada suatu saat nanti kita akan kembali berkata “Saya bangga mengendarai mobil milik bangsa sendiri”.

Sumber :

0 komentar :

Posting Komentar