Senin, 18 April 2011

Dampak Pendapatan Nasional (Luar Negeri)

Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai kondisi perekonomian suatu negara adalah pendapatan nasional. Pendapatan Nasional memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu negara serta kestabilan perekonomian satu negara dan negara lainnya, karena pendapatan nasional merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan perekonomian suatu Negara. Dengan pendapatan nasional, akan terlihat tingkat kemakmuran suatu Negara, semakin tinggi pendapatan nasional suatu Negara maka dapat dikatakan semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan rakyatnya. Namun, sesungguhnya pendapatan nasional suatu Negara tidak dapat sepenuhnya dijadikan sebagai indikator naiknya tingkat kesejahteraan rakyat di suatu Negara.

Dampak Pendapatan Nasional (Luar Negeri)

Kekhawatiran masyarakat terhadap pembengkakan utang luar negeri ini di picu juga oleh issu ekonomi neoliberal (neolib) yang saat ini sudah masuk dalam ranah politik dan menjadi issu hangat dalam percaturan politik pilpres. dimana para pemegang kebijakan moneter Indonesia yang dituding beraliran neolib dan dekat dengan IMF dikhwatirkan akan melakukan pinjaman luar negeri lagi.

Dampak positifnya adalah meningkatkan kerja sama dengan negara lain, tumbuhnya rasa persaudaraan dengan negara lain sehingga memiliki hubungan yang baik dengan negara lain, meningkatnya derajat negara dimata negara lain, karena mengganggap dimana jumlah pendapatan nasionalnya tinggi maka negara tersebut termasuk negara yang maju dan tingkat kemakmuran masyarakatnya juga tinggi. Jika sudah begitu, hubungan antar negara dapat terjalin dengan baik.

Dampak negatifnya adalah masuknya kebudayaan asing secara bebas di negara kita sehingga kebudayaan negara sedniri mulai tergeser, kerja sama dengan negara lain membuat jarak temu untuk melakukan transaksi jarang sehingga dapat menimbulkan kecurigaan dan ketidak percayaan.

Solusi

Kita harus melakukan hubungan baik dengan negara lain dengan mengadakan kerja sama dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan lainnya untuk meningkatkan pendapatan nasional.

Dampak Pendapatan Nasional (Dalam Negeri)

Pendapatan menjadi aspek yang sangat penting dari setiap bentuk usaha. Di Negara kita ini, berbagai sektor usaha seperti pertanian, perkebunan, industri, pariwisata, perbankan dan masih banyak sektor yang lain berlomba-lomba menghasilkan pendapatan yang tinggi guna menghidupi usaha yang mereka jalani agar tetap bisa bertahan. Di lain sisi, kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh berbagai sektor tersebut juga akan memberikan pendapatan nasional bagi Negara.
Pendapatan Nasional dalam Negeri dapat mendonkrak pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dapat dipengaruhi oleh beberapa factor. Untuk itu, agar lebih memahami dalam penjelasan pendapatan nasional harus mengetahui definisi dari pendapatan Nasional .

Pengertian Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun. Sebuah pendapatan itu baik bagi pemasukan untuk negara kita. Dengan masuknya pendapatan yang ada maka negara pun akan mengalami penaikan derajat dimata dunia. Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun.

Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.

Dampak positif dari pendapatan nasional untuk dalam negeri adalah mendorong perekonomian lebih baik, meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sedangkan dampak negatifnya adalah keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian menurun.

Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin menurun dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dampak Pendapatan Nasional (Dalam Negeri)

Bila data pendapatan nasional diketahui, maka akan memberikan dampak bagi kondisi perekonomian dalam suatu Negara. Berikut ini beberapa dampak diketahuinya pendapatan nasional bagi kondisi perekonomian dalam negeri :
 Dengan mengetahui data pendapatan nasional, pemerintah dapat menelaah kembali struktur perekonomian yang kemudian dapat dijadikan bahan untuk membuat kebijakan guna meningkatkan kondisi perekonomian di Negara ini.
 Dengan data pendapatan nasional, pemerintah dapat mengetahui tingkat penyebaran pendapatan yang kurang merata antar daerah, dengan begitu pemerintah dapat membuka lapangan kerja baru di daerah yang berpendapatan rendah dengan tujuan mengurangi pengangguran dan kemiskinan serta pendapatan antar daerah juga akan lebih merata. Sehingga kondisi perekonomian di Negara ini dapat ditingkatkan.
 Dengan data pendapatan nasional, pemerintah dapat menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekonomian terhadap pendapatan nasional. Maksudnya, pemerintah dapat meningkatkan sektor-sektor tertentu yang kurang memberikan kontribusi bagi pendapatan nasional agar dapat lebih berkontribusi terhadap pendapatan nasional untuk masa yang akan datang, serta dapat menentukan sektor mana saja yang menjadi andalan untuk meningkatkan pendapatan nasional.
 Dengan data pendapatan nasional, pemerintah dapat membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, sehingga dapat dijadikan sebagai landasan perumusan kebijakan untuk meningkatkan kondisi perekonomian di Negara ini untuk masa yang akan datang.

Solusi

Indonesia sendiri pernah menjadi salah satu Negara dengan pendapatan nasional terendah seasia tenggara. Hal tersebut terjadi saat krisis ekonomi di Indonesia, Harga-harga melonjak dan masyarakat kewalahan untuk membeli bahan-bahan pokok, akibatnya pendapatan pun menurun dan berdampak langsung pada pendapatan nasional tentunya.

Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antardaerah di Indonesia, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah. Misalnya menentukan upah minimum regional, daerah dengan pendapatan besar maka upah minimum regionalnya juga akan meningkat.

Semua hal di atas bermuara pada satu tujuan bersama yaitu peningkatan kondisi perekonomian Negara ini dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Semoga dengan segala perbaikan yang akan dilakukan pemerintah, Negara kita dapat meningkatkan pendapatan nasionalnya di masa yang akan datang dan dibarengi dengan kenaikan tingkat kesejahteraan rakyat.

Dampak Kenaikan Harga Bagi Pemerintah

Kenaikan harga merupakan suatu hal yang selalu menjadi permasalahan bagi penduduk terutama yang terlibat dalam kegiatan ekonomi. Jika mendengar kenaikan harga, pandangan rakyat akan teruju kepada pemerintah. Hal itu disebabkan karena pemerintah adalah pihak yang paling berwenang untuk menaikkan atau menurunkan harga suatu barang. Dalam hal ini pemerintah dituntut harus lebih bijaksana untuk menentukan harga barang, karena jika tidak maka akan banyak aksi demonstrasi yang digelar diberbagai tempat sebagai bentuk rasa ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga.

Pengertian Pemerintah

Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. selain itu, pemerintah juga dapat diartikan sebagai para penyelenggara negara, dalam hal melaksanakan jalannya pemerintahan.

Pemerintah adalah salah satu pihak yang dapat menaikan dan menurunkan harga barang. Dalam hal ini pemerintah harus lebih bijaksana untuk menentukan harga barang. Mereka harus memikirkan dampak bagi produsen dan konsumen jika harus menaikan harga-harga barang.

Dampak Kenaikan Harga Bagi Pemerintah

Masalah yang terus mendapat perhatian dari pemerintah adalah masalah inflasi.
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain seperti, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang. Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat.

Awalnya Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan pendapatan tinggi yang selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. Pengeluaran ini dapat menimbulkan inflasi. Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali, keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.

Ada kalanya tingkat inflasi meningkat tiba-tiba atau wujud akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku di luar ekspentasi pemerintah. misalnya efek dari pengurangan nilai uang yang sangat besar atau ketidakstabilan politik. Menghadapi masalah inflasi yang bertambah cepat ini pemerintah akan menyusun langkah-langkah yang bertujuan untuk mengatasi masalah inflasi yang bertambah cepat tingkatnya. ontohnya seperti pemerintah terpaksa mencetak uang atau meminjam dari bank sentral.

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Solusi

Pemerintah akan melakukan operasi pasar dimana merupakan sebuah kebijakan dalam mengupayakan menurunkan harga bahan pangan tersebut. Selain itu, pemerintah dituntut untuk lebih bijaksana dalam menentukan kenaikan harga suatu barang, karena setiap kebijakan pemerintah akan menimbulkan pro dan kontra di kalangan rakyat. Pro dan kontra yang muncul itu harus membuat pemerintah lebih berhati-hati dalam mengimplementasikan sebuah kebijakan yang berdampak besar terhadap rakyat. Sebab jika tidak, reputasi pemerintah akan semakin merosot di mata rakyat dan bukan tidak mungkin akan menimbulkan gejolak sosial berupa gerakan-gerakan demonstrasi massal, gerakan anti pemerintah, dan lain sebagainya. Jadi dapat dikatakan bahwa kenaikan harga tidak hanya berdampak kepada produsen dan konsumen (rakyat) saja, tetapi juga berdampak kepada pemerintah yang notabene merupakan pihak yang memutuskan kenaikan harga tersebut.

Dampak Kenaikan Harga Bagi Konsumen

Pengertian Konsumen


Konsumen adalah pihak yang memiliki pendapatan (dalam hal ini uang) dan bertindak sebagai pembeli barang dan jasa di suatu pasar. Dalam usaha memenuhi kebutuhan dan keinginannya, konsumen melakukan aktifitas berupa pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa, inilah yang dinamakan perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement), proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement), proses pengambilan keputusan dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang.

Dampak Kenaikan Harga Bagi Konsumen

Saat terjadi kenaikan harga barang atau jasa, konsumen dituntut untuk menjadi konsumen yang cerdas dan rasional. Seorang konsumen yang seperti itu (cerdas dan rasional) akan selalu melakukan pengevaluasian terhadap barang (produk) dan jasa, serta mengambil keputusan untuk membeli suatu barang tanpa emosi belaka namun harus didasari pada suatu pertimbangan bahwa apa yang akan dibelinya memang memberikan tingkat kepuasan terbesar jika dibandingkan dengan barang lainnya. Mereka memiliki prioritas atau kriteria tertentu terhadap barang dan jasa yang akan mereka beli agar mendapatkan kepuasan terbesar dalam pembelian produk tersebut. Kriteria yang dijadikan standar biasanya berkaitan dengan kualitas dan harga barang atau jasa.

Seperti yang telah diketahui bersama kualitas barang bisanya mempunyai nilai tersendiri, yaitu semakin baik kualitas barang atau jasa maka akan semakin mahal harganya. Seorang bergaya hidup mewah bisanya tidak akan memperhitungkan harga untuk mendapat kepuasan, asalkan barang yang dianggapnya bagus, berkualitas, bermerk, dan memiliki prestise tinggi dan bernilai mereka akan tetap membelinya sekalipun dengan harga tinggi, contohnya artis-artis yang dapat mengeluarkan ratusan juta rupiah hanya demi sebuah tas, sepatu, dll. Bagi mereka, kenaikan harga barang dan jasa sama sekali tidak berpengaruh dengan gaya hidup mereka dalam memenuhi kebutuhan. Mereka merasa tidak perlu menjadi konsumen yang cerdas karena mereka memiliki materi yang dapat mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan mereka.

Berbeda halnya dengan seorang yang bergaya hidup sederhana atau tingkat menengah kebawah, mereka tidak akan menghamburkan-hamburkan uang hanya untuk membeli barang-barang seperti itu. Kenaikan harga barang atau jasa sangat membebani mereka, terkadang di saat harga normal saja mereka tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka, apalagi saat terjadi kenaikan harga barang atau jasa, hal itu tentu akan sangat menyulitkan mereka. Mereka inilah yang benar-benar diharapkan dapat menjadi konsumen yang cerdas dalam arti sesungguhnya. Dengan kemampuan mereka yang terbatas dalam memenuhi kebutuhan hidup, mereka dituntut untuk dapat melakukan pertimbangan terhadap barang atau jasa sesuai dengan prioritas mereka, agar apa yang mereka beli benar-benar memberikan manfaat maksimal.

Solusi

Dampak kenaikan harga lebih dirasakan oleh para konsumen kalangan bawah. Dengan meningkatnya harga barang, mereka akan membatasi pembelian beberapa kebutuhan sehari-hari yang biasa nya mereka penuhi. Hal ini dapat disiasati dengan mencari barang yang lebih murah atau dengan memilih barang yang lebih menjadi prioritas utama yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Misalnya, seorang ibu rumah tangga yang dalam sebulan mengkonsumsi ayam goreng sebanyak sepuluh kali, hal tersebut dapat di kurangi atau diganti menu makanannya dengan yang lebih murah. Contoh lain, pembelian barang elektronik atau baju-baju bermerk yang harganya cukup mahal, mereka akan mencari tiruannya. Apapun akan mereka lakukan agar dapat memuaskan kebutuhannya.

DAMPAK KENAIKAN HARGA BAGI PRODUSEN

Kenaikan harga merupakan suatu permasalahan yang selalu terjadi di dalam kegiatan ekonomi dan tidak dapat dipungkiri bahwa kenaikan harga akan membawa pengaruh terhadap setiap elemen masyarakat yang terlibat di dalam kegiatan ekonomi tersebut, seperti produsen, konsumen, pemerintah, dll. Disini akan dijelaskan tentang dampak kenaikan harga bagi konsumen. Sebelum masuk kedalam inti dari pokok permasalahan tersebut, akan dijelaskan tentang pengertian dari produsen.

Pengertian Produsen

Dalam ilmu ekonomi, produsen merupakan sekelompok orang atau badan usaha yang menghasilkan barang dan jasa untuk dijual atau dipasarkan dalam berbagai kegiatan ekonomi. Dalam memasarkan barang – barang dagang dan juga jasanya biasanya produsen menawarkan harga yang relatif lebih murah karena prudusen merupakan agen – agen langsung yang banyak dicari oleh orang – orang khususnya para pedagang untuk membeli barang dagangan yang nanti akan mereka jual kembali tetapi dengan harga yang relatif lebih mahal.

Dampak Kenaikan Harga Terhadap Produsen

Secara umum, Kenaikan harga dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Produsen merupakan salah satu pihak yang mendapat kesulitan atau kerugian jika terjadi kenaikan harga. Bagi perusahaan atau pabrik pengolah bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang bernilai ekonomi, maka masalah kenaikan harga tersebut berkaitan dengan bahan baku. Seperti yang kita tahu bahwa bahan baku adalah hal terpenting dalam proses produksi, tanpa bahan baku maka tak ada yang dapat diolah ataupun diproduksi. Mahalnya bahan baku membuat produsen harus berfikit ulang tentang biaya produksi dan laba yang akan didapatkan. Semakin tinggi harga bahan baku makan semakin melunjak pula biaya produksi. Dengan kondisi seperti ini produsen harus mencari inisiatif untuk menekan harga produksi. Banyak dari para produsen yang akhirnya memilih untuk menaikkan harga jual barang dagangannya, tetapi hal ini dapat berdampak menurunnya tingkat penjualan karena konsumen enggan membeli barang dengan harga tinggi, apalagi di Negara berkembang seperti Indonesia yang warganya memiliki tingkat konsumtif tinggi namun kemapuan membeli yang rendah, dengan kata lain masyarakat akan cenderung mencari barang yang sama dengan harga serendah mungkin dan menomor dua kan kualitas.

Hal ini membuat beberapa produsen menyiasati kenaikan harga ini dengan cara memperkecil ukuran barang yang diproduksinya. Seperti produsen tempe yang memperkecil ukuran tempe yang dijualnya atau seorang pengusaha kuliner yang mengurangi porsi penyajian makanannya sehingga tak perlu menaikkan harga jual barang yang diproduksinya dan dapat mempertahankan konsumennya. Sekalipun mendapat protes dari konsumen cara ini tetap menjadi pilihan jitu bagi para produsen untuk menyiasati kenaikan harga bahan baku produksi.

Tetapi tidak semua produsen dapat menggunakan cara tesebut, ambil contoh seorang produsen pakaian, mustahil baginya untuk memperkecil ukuran baju atau hanya menjual pakaian yang berukuran kecil saja. Sama halnya dengan produsen mebel , tak mungkin juga baginya memproduksi mebel,misal memperkecil ukuran kursi yang diproduksinya. Produsen-produsen barang semacam ini kebanyakan memilih untuk menggunakan bahan baku dengan kualitas “nomor dua” dimana biasanya bahan baku seperti ini memiliki harga yang lebih rendah. Sehingga para konsumen yang tidak mungkin membeli dengan harga mahal mau tidak mau akan membeli barang produksinya sekalipun barang tersebut berkualitas rendah.

Masalah tersulit justru dialami para produsen penghasil komoditas ekonomi langsung, seperti produsen cabai. Belakangan harga cabai yang tinggi menjadi buah bibir dikalangan masyarakat yang merupakan konsumen utama. Produsen tidak mungkin memperkecil ukuran cabai ataupun menghasilkan cabai kualitas kedua, karena yang dihadapkan pada mereka sering kali bukan hanya menganai bahan baku pendukung produksi seperti pupuk dll, tapi juga berhadapan langsung dengan cuaca buruk. Tingginya tingkat bencana alam juga curah hujan yang tak menentu membuat barang-barang ekonomi yang dihasilakn dari sector pertanian dan perkebunan mengalami kerusakan besar-besaran yang menyebabkan langkanya barang-barang tersebut. Beberapa produsen seolah dipaksa untuk menaikkan harga dari barang-barang tersebut, bagai makan buah simalakama, dengan menakkan harga konsumen akan pergi satu-persatu namun jika tidak menaikkan harga mereka akan rugi besar. Mereka juga dihadapkan dengan kenyataan bahwa sayuran ataupun buah yang mereka jual dapat busuk jika tidak segera laku terjual.

Jadi secara garis besar, kenaikan harga (dalam hal ini kenaikan harga bahan baku produksi) lebih banyak memberikan dampak negatif bagi para produsen karena dengan kenaikan harga bahan baku produksi, mereka dipaksa untuk melakukan pilihan sulit seperti menaikkan harga jual produk, pengurangan kuantitas penjualan produk, dan penggunaan bahan baku produksi dengan kualitas yang lebih rendah. Itu semua mereka lakukan dengan berbagai resiko, seperti menurunnya hasil penjualan produk karena ditinggalkan konsumen, dan lain-lain. Namun mereka harus tetap melakukan itu untuk menjaga kelangsungan hidup usaha produksi mereka.

Solusi

Bagi produsen, kenaikan harga dapat berdampak baik bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipat gandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila kenaikan harga menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Sehingga produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju kenaikan harga, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).

Minggu, 17 April 2011

TUGAS 5 SOFTSKILL

A. Pengertian Uang
Dalam pengertian sederhana (sempit), uang adalah alat pembayaran yang sah yang diterbitkan oleh pemerintah (bank sentral) baik berbentuk kertas maupun logam yang memiliki nilai atau besaran tertentu tang tertera pada kertas atau logam yang dimaksud yang penggunaannya diatur dan dilindungi dengan undang-undang.

B. Jenis-jenis Uang
Berdasarkan kenyataan yang ada hingga sekarang ini, jenis uang digolongkan menjadi dua, yaitu:
a. Uang Kartal
Uang kartal adalah uang yang dikeluarkan dan diterbitkan oleh pemerintah (Bank Sentral) berupa uang logam dan uang kertas, baik yang memiliki nilai intrinsik maupun yang memiliki nilai nominal. Uang kartal adalah jenis uang yang diakui sebagai alat pembayaran yang sah oleh pemerintah, dan kebradaan serta fungsinya dilindungi oleh unadng-undang.
b. Uang Giral
Inilah jenis uang yang pada hakikatnya paling banyak beredar di pasaran dalam tatanan perekonomian modern. Jenis uang ini biasanya diterbitkan oleh bank-bank umum, baik berupa surat hutang (wesel, promes), cek, surat deposito, ataupun rekening giro, dan sebagainya. Hanya saja yang perlu diingat adalah bahwa jenis uang ini bukanlah sebagai alat pembayaran yang sah, karena penggunaannya tidak dilindungi oleh undang-undang dari pemerintah dan berlakunya pun hanya bersifat bilateral atau sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan.

C. Pengertian dan Jenis Bank
Secara umum, pengertian bank adalah suatu perusahaan yang mengelola dana msyarakat (lembaga yang dipercaya oleh masyarakat untuk mengamankan uangnya) dengan memberikan imbalan berupa bagi hasil ataupun bunga untuk setiap periode yang ditentukan. Menurut pengertian yang lebih mendalam, bank adalah lembaga pengelola kepercayaan artinya bank hanya bisa bertahan dan sukses bila bisa dipercaya oleh masyarakat.
Jenis-jenis bank:
Pada dasarnya bank hanya terdiri atas dua macam, yaitu:
a. Bank Sentral
Bank sentral adalah lembaga keuangan yang dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah dengan fungsi utama sebagai penerbit dan penguasa tunggal uang yang diakui sebagai alat pembayaran yang sah dan mengendalikan sistem perbankan dimana bank sentral tersebut berada (di Indonesia bank sentral adalah Bank Indonesia – BI).
b. Bank Umum
Bank umum atau kadang disebut sebagai bank komersial sebagaimana juga layaknya perusahaan perseroan (PT), melakukan kegiatan perbankannya dengan harapan mendapatkan keuntungan. Sumber dana utama yang dimiliki oleh bank umum adalah dana masyarakat (pegiro atau penabung atau pemakai jasa bank tersebut). Sedangkan sumber keuntungan bank umum berasal dari peminjam (debitur). Keuntungan yang diperoleh oleh bank biasanya berupa selisih tingkat bunga (spread) antara bunga deposito atau tabungan dengan suku bunga kredit usaha untuk bank konvensional dan bagi hasil (mudarabah) untuk bank syariah. Beberapa sumber keuntungan bank umum lainnya adalah fee dari pengeluar dan penjamin L/C, biaya transfer, jasa safe deposit, perdagangan valas (treasury) untuk bank konvensional, pinjaman offernite antar bank, suku bunga surat berharga bank sentral dan sebagainya.

D. Macam-macam Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatur uang melalui bank sentral guna mengatur penawaran uang dan tingkat bunga dalam tingkat yang wajar dan aman. Kebijakan ini umumnya terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Kebijakan Kuantitatif adalah suatu kebijakan yang bertujuan untuk mempengaruhi penawaran uang dan tingkat bunga dalam perekonomian.
b. Kebijakan Kualitatif adalah kebijakan yang sifatnya non intervensi dan lebih banyak menekankan pada kesadaran pihak perbankan umumnya.

E. Arsitektur Perbankan Indonesia
Arsitektur Perbankan Indonesia (API) merupakan suatu kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan. Arah kebijakan pengembangan industri perbankan di masa datang yang dirumuskan dalam API dilandasi oleh visi mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Berpijak dari adanya kebutuhan blue print perbankan nasional dan sebagai kelanjutan dari program restrukturisasi perbankan yang sudah berjalan sejak tahun 1998, maka Bank Indonesia pada tanggal 9 Januari 2004 telah meluncurkan API sebagai suatu kerangka menyeluruh arah kebijakan pengembangan industri perbankan Indonesia ke depan. Peluncuran API tersebut tidak terlepas pula dari upaya Pemerintah dan Bank Indonesia untuk membangun kembali perekonomian Indonesia melalui penerbitan buku putih Pemerintah sesuai dengan Inpres No. 5 Tahun 2003, dimana API menjadi salah satu program utama dalam buku putih tersebut.
Bertitik tolak dari keinginan untuk memiliki fundamental perbankan yang lebih kuat dan dengan memperhatikan masukan-masukan yang diperoleh dalam mengimplementasikan API selama dua tahun terakhir, maka Bank Indonesia merasa perlu untuk menyempurnakan program-program kegiatan yang tercantum dalam API. Penyempurnaan program-program kegiatan API tersebut tidak terlepas pula dari perkembangan-perkembangan yang terjadi pada perekonomian nasional maupun internasional. Penyempurnaan terhadap program-program API tersebut antara lain mencakup strategi-strategi yang lebih spesifik mengenai pengembangan perbankan syariah, BPR, dan UMKM ke depan sehingga API diharapkan memiliki program kegiatan yang lebih lengkap dan komprehensif yang mencakup sistem perbankan secara menyeluruh terkait Bank umum dan BPR, baik konvensional maupun syariah, serta pengembangan UMKM.



Enam Pilar Arsitektur Perbankan Indonesia (API), yaitu:
1. Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
2. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada standar internasional.
3. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi risiko.
4. Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi internal perbankan nasional.
5. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri perbankan yang sehat.
6. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan.

TUGAS 4 SOFTSKILL


A. Pengertian Pasar

Pengertian pasar dalam arti sempit dan luas:

Dalam pengertian yang sederhana atau sempit pasar adalah tempat terjadinya transaksi jual beli (penjualan dan pembelian) yang dilakukan oleh penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu. Sedangkan pengertian pasar secara luas adalah tempat bertemunya penjual (yang mempunyai kemampuan untuk menjual barang/jasa) dan pembeli (yang memberikan uang untuk membeli barang) baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan transaksi jual/beli dengan harga tertentu.

Pengertian pasar secara khusus:

1. Sebagai sarana distribusi : dengan adanya pasar, produsen dapat berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menawarkan hasil produksinya pada konsumen.

2. Sebagai pembentuk harga : di pasar terjadi tawar menawar antara penjual dan pembeli sehingga terbentuklah harga.

3. Sebagai sarana promosi : dengan berbagai macam cara para produsen memperkenalkan hasil produksi kepada konsumen sehingga para konsumen berniat membeli barang tersebut.

Pengertian pasar menurut pendapat para ahli:

· Menurut W.J. Stanton : Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja serta kemauan untuk membelanjakannya.

· Menurut William J. Stanton (1993:92) : Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakannya

B. Jenis-jenis Pasar

Jenis pasar menurut bentuk kegiatannya

1. Pasar Nyata adalah pasar diman barang-barang yang akan diperjual belikan dan dapat dibeli oleh pembeli. Contoh pasar tradisional dan pasar swalayan.

2. Pasar Abstrak adalah pasar dimana para pedagangnya tidak menawar barang-barang yang akan dijual dan tidak membeli secara langsung tetapi hanya dengan menggunakan surat dagangannya saja. Contoh pasar online, pasar saham, pasar modal dan pasar valuta asing.

Jenis pasar menurut cara transaksinya

1. Pasar Tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secar langsung. Barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok.

2. Pasar Modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang diperjual belikan dengan harga pas dan denganm layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya.

Jenis pasar menurut keleluasaan distribusi atau luas jangkauannya

1. Pasar Lokal adalah pasar yang membeli dan menjual produk dalam satu kota tempat produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar lokal melayani permintaan dan penawaran dalam satu kota.

2. Pasar Daerah adalah membeli dan menjual produk dalam satu daerah produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar daerah melayani permintaan dan penawaran dalam satu daerah.

3. Pasar Nasional adalah pasar yang membeli dan menjual produk dalam satu negara tempat produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar nasional melayani permintaan dan penjualan dari dalam negeri.

4. Pasar Internasional adalah pasar yang membeli dan menjual produk dari beberapa negara. Bisa juga dikatakan luas jangkauannya di seluruh dunia.

Jenis pasar menurut jenisnya

1. Pasar Konsumsi adalah pasar yang menjual barang-barang untuk keperluan konsumsi. Misalnya menjual beras, sandal, lukisan, dll. Contohnya adalah Pasar Mergan di Malang, Pasar Kramat Jati di Jakarta, dll.

2. Pasar Faktor Produksi adalah pasar yang menjual barang-barang untuk keperluan produksi. Misalnya menjual mesin-mesin untuk alat produksi barang, lahan untuk pabrik, dll.

3. Pasar Menurut Jenis Barang Yang Dijual dapat dibagi menjadi pasar ikan, pasar buah, dll.

4. Pasar Menurut Lokasi misalnya Pasar Kebayoran yang berlokasi di Kebayoran Lama, dll.

5. Pasar Menurut Hari dinamakan sesuai hari pasar itu dibuka. Misalnya Pasar Rebo dibuka khusus hari Rabu, Pasar Minggu dibuka khusus hari Minggu, Pasar Senen dibuka khusus hari Senin, Pasar Wage Purwokerto, dll.

Bentuk-Bentuk Pasar

· Pasar Persaingan Sempurna, suatu pasar dikatakan sebagai pasar persaingan sempurna jika penjual dan pembeli sangat banyak, sehingga harga tidak dapat ditentukan oleh seseorang melainkan oleh kekuatan penawaran dan permintaan, produsen menjual produk yang homogen dan mobilitas sumber daya sempurna. Contohnya adalah pasar tradisional

· Pasar Persaingan Monopolistik adalah pasar yang terletak diantara dua bentuk pasar, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli.

· Pasar Oligopoli adalah pasar yang hanya terdapat beberapa penjual yang saling bersaing dengan jumlah pembeli yang banyak. contoh pasar produk elektronik

· Pasar Monopoli adalah pasar yang terdapat satu penjual yang menguasai perdagangan barang atau jasa, produsen menetapkan sendiri harga yang diinginkan atau bertindak sebagai penentu harga

· Pasar Duopoli adalah pasar dimana barang dikuasai oleh dua perusahaan

· Pasar Monopsoni adalah pasar yang hanya terdapat satu pembeli sedangkan penjualnya banyak, sehingga pembeli bisa menntukan harga

· Pasar Oligopsoni adalah pasar yang terdapat beberapa pembeli. masing-masing pembeli memiliki peran yang cukup besar untuk mempengaruhi harga barang dan jasa

C. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

Pengertian

Pendapatan nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun.

Konsep Pendapatan Nasional

1. PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)

Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan

2. PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)

PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri.

Rumus : GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri

3. NNP (Net National Product)

NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.

Rumus : NNP = GNP – Penyusutan

4. NNI (Net National Income)

NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)

Rumus : NNI = NNP – Pajak tidak langsung

5. PI (Personal Income)

PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.

Rumus : PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )

6. DI (Disposible Income)

DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.

Rumus : DI = PI – Pajak langsung

Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

a. Metode Produksi

Yaitu dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstratif, jasa, da niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).

Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]

b. Metode Pendapatan

Yaitu dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan

Y = r + w + i + p

c. Metode Pengeluaran

Yaitu dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (XM)

Y = C + I + G + (X – M)

D. Masalah Perhitungan Pendapatan Nasional

Masalah-masalah yang mungkin dapat terjadi yaitu :

§ Ketersediaan data dan informasi, karena tidak semua kegiatan ekonomi terdokumentasi dengan baik.

§ Pemilihan kegiatan produksi yang termasuk dalam perhitungan. Sebagai contoh adalah kegiatan produksi dalam rumah tangga seperti mencuci dan memasak, menanam palawijo untuk konsumsi pribadi, kegiatan yang menyalahi hukum seperti transaksi jual beli obat terlarang dan prostitusi, serta tunjangan yang tidak berupa uang, tidak termasuk dalam perhitungan pendapatan nasional.

§ Penghitungan dua kali seringkali terjadi ketika bahan yang sama dikonsumsi oleh orang yang berbeda. Misalnya gula dan tepung yang dibeli oleh ibu rumah tangga dapat dianggap sebagai barang jadi, namun jika bahan tersebut dibeli oleh bakery shop, maka dianggap sebagai barang setengah jadi. Apabila nilai produksi tepung dan gula dimasukkan dalam perhitungan produksi roti/kue, maka akan terjadi perhitungan dua kali.

§ Penentuan harga barang yang berlaku, karena tidak semua tempat menggunakan harga yang sama, bergantung pada lokasi, musim, harga dollar, dan lain sebagainya.

§ Investasi bruto dan investasi neto, dimana terdapat perbedaan akibat depresiasi, terutama untuk menghitung investasi yang dilakukan oleh negara.

§ Informasi kenaikan harga barang membutuhkan informasi indeks harga. Penentuan indeks harga itu sendiri memiliki beberapa masalah, seperti penentuan barang yang akan digunakan dalam perhitungan.

E. APBN 2010

Susunan Postur APBN 2010

Departemen Keuangan menegaskan postur Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2010 berdasarkan 3 pokok besaran untuk mendukung pembiayaan selama tahun 2010.

Pertama, pendapatan negara dan hibah diperkirakan sebesar Rp949,7 triliun, atau mengalami kenaikan 9,05% dari APBN-P 2009. Kenaikan pendapatan negara tersebut diharapkan akan didukung oleh kenaikan penerimaan perpajakan.

Kedua, total belanja negara diperkirakan sebesar Rp1.047,7 triliun (17,5% terhadap produk domestik bruto/PDB). Alokasi tersebut menunjukkan peningkatan Rp46,9 triliun atau 4,7% dari APBN-P 2009. Belanja pemerintah pusat selama 2010 direncanakan sebesar Rp725,2 triliun, atau mengalami peningkatan Rp33,7 triliun atau 4,9% dari APBNP 2009. Sementara itu, pada 2010, anggaran transfer ke daerah direncanakan sebesar Rp322,4 triliun, yang menunjukkan peningkatan Rp13,1 triliun atau 4,2 persen dari APBN-P 2009.

Ketiga, defisit anggaran diperkirakan sebesar Rp98,0 triliun (1,6% terhadap PDB), dan keempat pembiayaan defisit, untuk membiayai defisit APBN 2010, direncanakan pembiayaan defisit dalam jumlah yang sama, yaitu sebesar Rp98,0 triliun. Pembiayaan anggaran dalam negeri pada 2010 tersebut didominasi oleh pembiayaan dalam negeri, yaitu sebesar Rp107,9 triliun. Di sisi lain, pembiayaan dari luar negeri (netto) diperkirakan sebesar negatif Rp9,9 triliun.

APBN 2010 Berbasis Kinerja

Pemerintah menyiapkan anggaran subsidi sebesar Rp 144,4 triliun untuk tahun 2010. Angka ini berarti 14,3 % dari total APBN yang mencapai Rp 1.009,5 triliun. “Dibanding subsidi tahun sebelumnya, alokasi subsidi pada anggaran tahun 2010 ini lebih rendah seiring dengan menurunnya harga minyak dunia,” kata Menteri Keuangan (Menkeu), Ibu Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers di Kantor Dirjen Pajak, Jakarta, Senin (3/8).

Selain Menkeu, hadir Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, H Paskah Suzetta, dan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasition, dalam jumpa pers untuk memperjelas pidato pengantar RAPBN dan Nota Keuangan 2010 yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di dalam Rapat Paripurna DPR.

Lebih jauh, Menkeu yang juga PLT Menko Perekonomian memaparkan latar belakang penyusunan RAPBN 2010 yang dinilai sangat unik. Berdasarkan UU No.17/2008, RAPBN 2010 di susun oleh pemerintah yang akan segera berakhir masa jabatannya. Setelah mendapat persetujuan DPR, APBN tersebut nantinya akan dilaksanakan oleh pemerintah yang terpilih dalam pemilu 2009.

“Ini adalah siklus kedua karena sebelumnya tahun 2004-2005, hal yang sama juga dilakukan pemerintahan Ibu Megawati ke pemerintahan hasil pemilu 2004 Pak SBY. Jadi ini tradisi mengulang kedua, namun landasan hukumnya semakin diperkuat dengan disahkannya UU 17/2008 mengenai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional,” kata Ibu Sri Mulyani.

Kata Ibu Sri Mulyani, landasan yang dijadikan referensi untuk penyusunan APBN 2010 didasarkan pada situasi ekonomi makro dan proyeksi 2010 baik dari sisi perekonomian dunia maupun perekonomian Indonesia. “Seperti dikatakan Bapak Presiden, mulai 2010, akan dilaksanakan anggaran berbasis kinerja dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM). Ini yang akan menjadi road map atau peta jalan yang akan menuntun pemerintahan 2009-2014 dalam menyusun APBN yang akan datang,” tambah Bu Sri Mulyani.

Akibat krisis ekonomi global, pertumbuhan ekonomi hampir di semua negara negatif. Kontraksi awal mulai terlihat di akhir 2008, ditandai dengan kepanikan akibat kebangkrutan lembaga ekonomi dan keuangan skala dunia. Hal yang sama juga terjadi pada harga minyak dunia yang di awal krisis melonjak sangat tinggi di luar prediksi.

Namun demikian, di tengah kondisi krisis global, pemerintah tetap berupaya untuk menggerakkan sektor riil yang menggairahkan dunia usaha dan ekonomi masyarakat. Dalam RAPBN 2010 ini pemerintah mengalokasikan anggaran belanja pegawai mencapai Rp 161,7 triliun. Angka ini naik Rp 28 triliun atau 21 % dari perkiraan realisasinya dalam tahun 2009. Kenaikan anggaran ini ditujukan untuk memperbaiki kinerja birokrasi dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Selain itu, anggaran juga dialokasikan untuk kenaikan gaji PNS, prajurit TNI/Polri, dan pensiunan sebesar rata-rata 5 %.

Dalam kesempatan tersebut, Menneg PPN/Kepala Bappenas H. Paskah Suzetta juga menjelaskan dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5%, potensi pengurangan jumlah pengangguran terbuka di Indonesia hingga 8% dengan jumlah sebanyak 9,29 juta orang.

“Pertumbuhan 5% di tahun 2010 akan mengurangi tingkat pengangguran terbuka menjadi 8 %. Jumlah penganggur diperkirakan 9,29 juta orang. Angkatan kerja baru yang masuk pasar kerja diperkirakan sebesar 1,7 juta orang, sedang kesempatan kerja mencapai angka 1,87 juta,” tutur Pak Paskah Suzetta. (Humas)

APBN 2010 Sebesar Rp 1.047,7 Triliun

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Boediono hari Selasa (5/1) pagi di Istana Negara menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2010 kepada para menteri, pimpinan lembaga negara dan kepada 33 gubernur se Indonesia. Presiden dalam arahannya mengajak agar para penerima DIPA dapat meningkatkan pengelolaan anggaran negara dengan lebih transparan dan akuntabel, serta beriorentasi pada hasil yang efesien dan dapat dipertanggung jawabkan .

”Dengan telah diserahkan DIPA tahun 2010 pada hari ini, sekali lagi saya minta kepada seluruh jajaran pemerintahan agar segera melaksanakan program kerja tahun 2010. Dapat saya sampaikan bahwa berbagai peraturan mengenai pencairan dana kebijakan pengadaan barang dan jasa telah tersedia. Dengan demikian tidak ada alasan apapun untuk menunda pelaksanaan anggaran,” tambanya.

”Seluruh dana belanja kita dalam APBN 2010 direncanakan berjumlah Rp 1.047,7 triliun. Sebanyak 17 setengah persen terhadap PDB jumlah ini menunjukkan peningkatan sebesar Rp 93,7 triliun atau sekitar 9,8 persen dari realisasi anggaran belanja APBNP tahun 2009 yang sebesar Rp 954 triliun,” jelas SBY. Ditambahkan, APBN tahun 2010 disusun dalam masa transisi pemerintahan. "APBN tahun 2010 dipersiapkan dan disetujui oleh pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu pertama, bersama dengan DPR RI masa bakti 2004 – 2009, yang diamanatkan kepada pemerintahan KIB ke II. Tema rencana kerja pemerintah tahun 2010 adalah, Pemulihan Perekonomian Nasional dan Pemeliharan Kesejahteraan Rakyat,” kata SBY.

Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani mengucapkan terimah kasih kepada para menteri dan ketua lembaga atas upaya kerjasama dalam melaksanakan ketentuan dan prosedur yang ditetapkan, sehingga penyelesaian daftar isian pelaksanaan anggaran tahun 2010 dapat diselesaikan tepat pada waktunya. ”Mudah-mudahan ini awal yang baik bagi pelaksanaan APBN tahun 2010, karena kita dapat segera memulai langkah-langkah pelaksnaan kegiatan yang telah diprogramkan dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan dan pelayanan publik serta program pembangunan,” pungkas SBY. (win)

Sumber: waspada.co.id, bappenas.go.id, dan presidenri.go.id

TUGAS 3 SOFTSKILL

A. Pengertian Produsen

Produsen adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

Sedangkan produksi dapat diartikan sebagai usaha atau kegiatan yang dilakaukan untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu benda dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.

Tujuan dari produksi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam usaha mencapai kemakmuran. Kemakmuran akan tercapai bila konsumen memiliki daya beli yang cukup tinggi dan barang atau jasa yang diperlukan tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan.

Contoh sederhana dari kegiatan produksi adalah produksi tempe. Di mana kegiatan produksi tempe dimulai dari memilih kacang kedelai, mengolah kacang kedelai, memberi ragi pada kedelai tersebut, sampai dengan membungkus tempe dan siap untuk diproduksikan. Contoh lain dari produksi yaitu, pabrik baterai yang memproduksi batu baterai, tukang pijat yang memberikan pelayanan jasa pijat dan urut kepada para pelanggannya, dan lain sebagainya.

B. Fungsi-fungsi Produksi

Bagian produksi adalah suatu bagian yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi. Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan berjalan dengan lancar dan hasil produksinya pun akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh pemakainya.

Dalam menjalankan tugasnya, bagian produksi bekerja sama dengan bagian-bagian lain seperti, bagian pemasaran, bagian keuangan serta bagian akuntansi. Oleh karena itu perlu diadakan koordinasi kerja, agar semua bagian dapat berjalan dengan beiringan, sehingga akan mencegah terjadinya benturan-benturan antar bagian.

Tanpa adanya perencanaan yang matang, pengaturan yang bagus serta pengawasan yang baik saja pun dapat mengakibatkan hasil produksi yang buruk. Selain memperhatikan hasil produksi yang baik, perlu juga diperhatikan biaya yang diperlukan untuk memproduksi agar tidak terlalu besar.

Biaya produksi yang terlalu tinggi akan berakibat harga pokok produksinya menjadi besar dan hal ini akan mengakibatkan tingginya harga jual produk, sehingga akan tidak terjangkau oleh konsumen. Inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi. Tugas-tugas tersebut akan dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja tertentu.

Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian produksi dapat dirumuskan dalam empat hal yaitu :

1. Tepat Jumlah

2. Tepat Mutu

3. Tepat Waktu

4. Tepat Ongkos/Harga

Jumlah produk yang dihasilkan sebaiknya direncanakan dengan baik agar tidak terlalu banyak ataupun terlalu sedikit. Bila produksi terlalu banyak tentu saja akan mengakibatkan bertumpuknya hasil produksi di gudang. Hal ini akan mengakibatkan disamping barang tersebut akan mengalami kerusakan dalam penyimpanannya, maka penumpukan tersebut berarti banyak modal yang tertanam dalam barang jadi itu berhenti dan menjadi kurang efektif.

Dengan pedoman pada empat hal tersebut maka bagian produksi akan dapat mencapai sasarannya dengan baik. Keempat hal tersebut dapat dikenal dengan mudah sebagai “empat tepat”.

Adapun tugas tersebut secara garis besarnya dapat kita bagi menjadi beberapa macam yaitu :

1. Perencanaan Produk

2. Perencanaan Luas Produksi

3. Perencanaan Lokasi Pabrik

4. Perencanaan Layout Mesin-mesin Pabrik

5. Perencanaan Bahan Baku

6. Pengaturan Tenaga Kerja

7. Pengawasan Kwalitas

Beberapa fungsi produksi, yakni :

· Memperbanyak jumlah barang/jasa.

· Menghasilkan barang/jasa yang berkualitas tinggi.

· Memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan zaman.

· Mengganti barang yang rusak atau habis.

· Memenuhi pasar dalam negeri untuk kebutuhan perusahaan dan rumah tangga.

· Memenuhi pasar internasional.

· Mendapatkan keuntungan.

· Meningkatkan kemakmuran.

C. Macam-macam Biaya

Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.

Macam-macam Biaya (cost):

1. Biaya Pabrikasi :

· Biaya Langsung : Biaya yang langsung dalam proses produksi suatu barang, bahan baku, dll.

· Biaya Tidak Langsung : Biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi

2. Biaya Non-pabrikasi :

· Biaya Pemasaran yaitu biaya yang diperlukan untuk memperoleh pesanan dan menyediakan produk bagi pelanggan

· Biaya Administrasi yaitu biaya yang dibutuhkan untuk mengelola organisasi dan menyediakan dukungan bagi karyawan

Departemen :

· Common Cost (Biaya bersama) yaitu biaya yang berasal dari penggunaan fasilitas atau jasa oleh dua departemen atau lebih.

· Joint Cost (Biaya Gabungan) yaitu biaya yang terjadi dalam proses produksi yang menghasilkan dua atau lebih produk jadi.

Periode Akuntansi :

· Capital Expenditure (Belanja Modal) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

· Revenue Expenditure (Pengeluaran Pendapatan) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat pada periode akuntansi yang sama dan dicatat sebagai beban.

Volume Produksi :

· Biaya Tetap (FC) : Biaya yang tidak bertambah seiring dengan pertambahan produksi.

· Biaya Variabel (VC) : Biaya yang bertambah seiring dengan pertambahan produksi.

- Total Biaya (TC), yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi sampai terciptanya suatu barang.

Rumus : TC = TFC + TVC

- Biaya Perunit (AC), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 unit bang jadi.

Rumus : AC = TC / Q, Q ialah produk

- Biaya Marginal (MC), yaitu tambahan biaya karena menambah 1 unit barang yang diproduksi

· Biaya Eksplisit : Biaya yang kelihatan dalam proses produksi

· Biaya Implisit : Biaya yang tidak kelihatan dalam proses produksi namun sebenarnya ada dan dikeluarkan

Menurut Mulyadi (2005:14), terdapat berbagai macam biaya dalam satu perusahaan :

· Biaya produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

· Biaya pemasaran, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk.

· Biaya administrasi dan umum, merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.

D. Penerimaan atau Keuntungan Total, Marginal, dan Rata-rata

Pengertian Penerimaan

Penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan dari penjualan hasil produksinya. Didalam memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue).

Jenis-jenis Penerimaan

a) Total penerimaan (Total revenue : TR), yaitu total penerimaan dari hasil penjualan. Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi). Hasil total penerimaan dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan barang yang dijual dengan harga barang yang bersangkutan atau dalam rumus dapat dituliskan seperti berikut :

TR = P x Q

b) Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR), yaitu rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual. Dalam rumus dapat dituliskan seperti berikut :

AR = TR / Q = ((P x Q) / Q) = P

c) Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR), yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output. Dalam pasar persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya horizontal. Dalam pasar persaingan tidak sempurna MR, menurun dari kiri atas kekanan bawah dan nilainya dapat berupa :

Positif (Keuntungan), sama dengan nol (Balik modal), atau Negatif (Rugi). Dalam rumus dapat dituliskan seperti berikut :

MR = ((TRn – TR(n-1) / Qn – Q(n-1))