Sabtu, 29 Mei 2010

A. Pengertian Keindahan
Keindahan menyangkut kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance), dan pertentangan (contrast).
Menurut luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Keindahan dalam arti luas
a. Menurut The Liang Gie keindahan adalah ide kebaikan
b. Menurut Pluto watak yang indah dan hukum yang indah
c. Menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
Jadi, keindahan dalam arti luas meliputi keindahan seni, alam, moral, dan intelektual.
2. Keindahan dalam arti estetik murni
Yaitu hubungan eseorang dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas
Yaitu penilaian terhadap benda-benda yang diserap dengan penglihatan.

B. Nilai Estetik
Pengertian nilai estetik adalah nilai seni yang dimiliki oleh suatu benda yang menimbulkan daya tarik bagi setiap orang yang melihatnya.
Ada dua nilai terpenting dalam keindahan, yaitu:
1. Nilai ekstrinsik yaitu nilai yang sifatnya sebagai alat atau sarana untuk membantu sesuatu hal lainnya. Contohnya, sebuah lukisan yang memiliki bentuk (gambar) dengan goresan-goresan warna.
2. Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan untuk kepentingan benda itu sendiri. Contohnya, pesan yang akan disampaikan dalam sebuah lukisan tersebut.

C. Pengertian Kontemplasi dan Ekstansi
Keindahan dapat digolongkan menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi.
Kontemplasi adalah suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan. Dalam kehidupan sehari-hari orang mungkin berkontemplasi dengan dirinya sendiri atau mungkin juga dengan benda-benda ciptaan Tuhan atau dengan peristiwa kehidupan tertentu berkenaan dengan dirinya atau di luar dirinya.
Di kalangan umum kontemplasi diartikan sebagai aktivitas melihat dengan mata atau dengan pikiran untuk mencari sesuatu dibalik yang tampak atau tersurat misalnya, dalam ekspresi seseorang sedang berkontemplasi dengan bayang-bayang atau dirinya dimuka cermin.
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi merupakan faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan. Karena derajat atau tingkat kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda.

D. Alasan Manusia Menciptakan Keindahan
Keindahan itu pada dasarya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. lni berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang.
Alasan atau motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan:
1. Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan , misalnya kawin paksa, pingitan, derajat wanita lebih rendah dari derajat laki-laki.
2. Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejat terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan hukum agama dan moral masyarakat.
3. Penderitaan manusia
Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya. Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan karena nilai manusia telah diabaikan dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
4. Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri.

E. Hubungan Manusia dan Keindahan
Manusia tidak dapat dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan keindahan karena manusia memilikki nafsu, akal, hati, ruh, dan sirri (rahasia ilahi).
Dengan akal, manusia memiliki keinginan-keinginan yang menyenangkan dalam ruang renungnya, dengan melakukan kontemplasi yaitu suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan.
Akal dan budi merupakan kekayaan manusia tidak dimiliki oleh makhluk lain. Dengan akal dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan untuk menciptakan kehidupan yang menyenangkan, yang memuaskan hatinya.
Dengan adanya keinginan-keinginan tersebut, manusia menggunakan nafsunya untuk mendorong hasrat atau keinginan yang dipikirkan atau direnungkan oleh akal tadi agar bisa terrealisasikan. Ditambah lagi dengan anugrah yang diberikan-Nya kepada kita (manusia) yakni berupa hati, dimana dengan hati ini manusia dapat merasakan adanya keindahan, oleh karena itu manusia memiliki sensibilitas esthetis.
Selain itu manusia memang secara hakikat membutuhkan keindahan guna kesempurnaan pribadinya. Tanpa estetika manusia tidak akan sempurna, Karena salah satu unsur dari kehidupan adalah estetika. Sedang manusia adalah mahluk hidup, jadi dia sangat memerlukan estetika ini.

0 komentar :

Posting Komentar