Rabu, 21 April 2010

Pada umumnya setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti mempunyai harapan. Manusia yang hidup tanpa harapan, berarti manusia yang mati dalam hidup, atau manusia yang tidak mempunyai tujuan dalam hidupnya.
Sebuah harapan yang kita inginkan harus disertai dengan usaha dan doa, karena tanpa usaha dan doa maka harapan yang kita inginkan tentu akan sulit tercapai atau bahkan mungkin tidak akan tercapai sama sekali. Ketika kita sedang mengharapkan sesuatu kita harus ingat bahwa dibalik suatu harapan terdapat suatu kekecewaan. Jika kita mengharapkan sesuatu secara berlebihan namun pada akhirnya kita tidak bisa mendapatkan hal tersebut, maka kemungkinan besar kita akan menyesal atau mengalami kekecewaan yang mungkin bisa membuat kita menjadi stress apabila kita tidak bisa menerima kegagalan tersebut.
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha seseorang yang mempunyai harapan, misalnya Fikri mengharapkan nilai A dalam ujian matematika yang akan datang, tetapi dia tidak berusaha untuk belajar semaksimal mungkin supaya mendapatkan nilai yang ia harapkan, ia pun tidak pernah hadir dalam mata kuliah tersebut. Ia menghadapi ujian dengan sangat santai. Bagaimana Fikri bisa memperoleh nilai A, jika ia tidak mau berusaha, luluspun mungkin tidak.
Maka dari itu, jika kita mengharapkan sesuatu kita harus menyeimbangkannya dengan usaha dan doa, agar apa yang kita harapkan dapat terwujud. Namun, jika yang kita harapkan belum terwujud, kita tidak boleh langsung menyerah dan putus asa. Jadikan kegagalan tersebut sebagai pengalaman bagi kita agar bisa melakukan yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, pastinya setiap manusia akan mengalami suatu perlakuan yang adil atau tidak adil, ataupun sebaliknya melakukan suatu hal yang adil atau tidak adil terhadap makhluk hidup di dunia ini.
Ketika seseorang mengalami perlakuan yang tidak adil, tentu orang tersebut akan berusaha untuk mengambil suatu tindakan agar ia memperoleh keadilan seperti apa yang ia inginkan. Akan tetapi cara yang dilakukan oleh setiap individu untuk mendapatkan suatu keadilan tentu berbeda-beda. Misalnya seperti demonstrasi yang sering dilakukan oleh rakyat Indonesia karena merasa kurang mendapat keadilan dari pemerintah, melukis dalam berbagai bentuk, salah satunya dalam bentuk karikatur yang pada umumnya mengandung suatu pesan atau kritik, dan menulis dalam bentuk apapun bahkan sampai membalasnya dengan berdusta dan melakukan kecurangan. Namun dari hal-hal tersebut kita dapat mengambil nilai positifnya yaitu, dengan demokrasi kita dapat menyalurkan aspirasi atau pendapat kita dan dengan melukis kita dapat menuangkan kreatifitas dalam sebuah seni lukis ataupun tulisan, asalkan apa yang kita sampaikan tersebut masih dalam hal yang berguna.
Keadilan merupakan suatu perbuatan yang tidak memihak terhadap apapun, seimbang dan melihat segala sesuatunya sesuai dengan proporsinya baik secara hak dan kewajiban dan sebanding dengan moralitas.
Saat ini, sulit sekali bagi kita dalam mencari suatu keadilan. Hal tersebut dapat kita rasakan di kehidupan sehari-hari atau pun dapat kita lihat di lingkungan sekitar. Sebagai contoh, ketika sedang menghadapi ujian nasional seorang anak yang malas dapat mengalahkan nilai seorang anak yang rajin yang telah berusaha menjawab soal-soal ujian tersebut dengan usahanya sendiri, hal ini dapat terjadi karena anak tersebut telah mendapatkan sebuah kunci jawaban. Ini merupakan salah satu contoh ketidakadilan dalam bidang pendidikan.
Selain itu, masih banyak bentuk ketidakadilan dalam berbagai bidang seperti di bidang politik, ekonomi, dll. Kita sebagai manusia yang beragama dan beradab harus bisa menempatkan posisi kita dengan baik, tidak memilih atau memihak terhadap siapapun atu apapun dan bisa melihat segala sesuatunya sesuai dengan proporsinya.

Senin, 05 April 2010

Tanggung jawab adalah perwujudan kesadaran manusia akan kewajiban dan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki sikap tanggung jawab terhadap sesuatu yang mereka anggap itu baik, penting atau pun segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sekitar mereka. Sikap tersebut akan selalu ada dalam diri manusia karena pada umumnya manusia hidup tidak akan lepas dari kehidupan sekitar tersebut yaitu, hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam, yang menutut kepedulian serta tanggung jawab. Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan terhadap alam lingkungannya, karena semua yang ada di alam semesta ini sangat bergantung satu sama lain. Sehingga ini dapat menyebabkan frekuensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
Sebagai contoh tanggung jawab di dalam keluarga, yaitu tanggung jawab yang dimiliki oleh orang tua dengan seorang anak tentu berbeda. Orang tua memiliki tanggung jawab dalam membesarkan anaknya, mendidik anaknya menjadi anak yang sholeh atau sholehah, memberikan pendidikan, dan lain-lain. Sedangkan seorang anak mempunyai tanggung jawab dalam menjaga amanah yang diberikan oleh orang tua, belajar yang rajin agar dapat menjadi orang yang sukses di kemudian hari, mengerjakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang anak, dan sebagainya.
Tanggung jawab yang paling utama yaitu, tanggung jawab terhadap Tuhan pencipta alam semesta ini. Manusia diciptakan oleh Allah swt, agar dapat bertanggungjawab dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah swt, seperti yang telah tercantum di dalam kitab suci Al-Qur'an, yaitu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Di dalam kehidupan pasti setiap manusia akan mengalami suatu penderitaan, baik berat maupun ringan. Allah menciptakan segala sesuatu di dunia ini dengan berpasang-pasangan, seperti adam dan hawa, baik dan buruk, kaya dan miskin, sehat dan sakit, surga dan neraka, dan sebagainya. Allah memberikan kesenangan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan yang terkadang bermakna agar setiap umatnya sadar untuk selalu menjalakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Saat ini kemungkinan terjadinya penderitaan itu sangat besar. Banyak sekali sebab-sebab yang dapat menimbulkan penderitaan, seperti penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia, karena penyakit, karena bencana alam, karena kemajuan teknologi, dan lain-lain. Hal tersebut dapat kita lihat dari beberapa kejadian yang ada disekitar kita.
Pada umumnya kemajuan teknologi dapat menyejahterakan dan mempermudah pekerjaan manusia. Akan tetapi kemajuan teknologi juga dapat menjadi suatu penderitaan bagi manusia apabila kita tidak cermat dalam menggunakannya. Sebagai contoh, penciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluag terjadinya penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi, seperti bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, penggunaan peluru kendali dalam perang Irak, kebocoran reaktor nuklir di Unisoviet, kebocoran gas beracun di India.
Bencana alam merupakan sesuatu yang datangnya tidak dapat diduga oleh setiap manusia. Terkadang bencana alam dapat terjadi akibat ulah manusia itu sendiri, misalnya seperti banjir. Hal itu dapat terjadi karena menusia tidak membuang sampah pada tempatnya, tidak membersihkan selokan, dan sebagainya. Selain itu, ada juga bencana alam yang pada umumnya manusia tidak menyadari faktor apa saja yang dapat menyebabkan hal itu terjadi, seperti tsunami, gunung meletus, longsor, dan lain-lain. Sebenarnya itu semua terjadi karena perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya, namun manusia telat dalam menyadari hal tersebut. Mereka baru menyadari setelah musibah itu mereka dapatkan. Tentu hal tersebut akan menjadi suatu penderitaan bagi manusia yang mengalaminya.
Selain itu, penderitaan juga dapat terjadi karena perbuatan buruk antara sesame manusia. Misalnya, para tenaga kerja yang dikirimkan ke luar negeri sering mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari majikannya. Hal tersebut juga sering terjadi di dalam negeri, seperti pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap, disiksa oleh majikannya. Selain itu, perbuatan buruk orang tua yang menganiaya anak kandungnya sendiri sampai mengakibatkan kematian. Dari peristiwa tersebut, sudah sepantasnya mereka yang melakukan hal yang tidak sesuai dengan perikemanusiaan, mendapatkan hukuman dari pengadilan, agar mereka juga dapat merasakan penderitaan, walaupun mungkin tidak sebanding dengan apa yang di alami oleh korban mereka.
Setiap manusia yang mengalami penderitaan, tentu akan memperoleh pengaruh yang bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap positif, misalnya tidak mudah menyerah, optimis dalam mengatasi penderitaan hidup, dan berjuang membebaskan diri dari penderitaan. Lalu sikap negatif, misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, tidak bahagia dan mungkin ingin bunuh diri dalam menyelesaikan permasalahannya.

Sumber: buku MKDU ilmu budaya dasar universitas gunadarma